Selasa, 24 April 2018

AKU CINTA INDONESIA

Negaraku di kenal sebagai Negara yang kaya. Dengan letak geografis diantara dua benua dan dua samudra, sehingga menjadikan posisinya sangat strategis sebagai jalur perdagangan. Bahkan berabad-abad yang lalu negaraku menjadi daerah yang sangat menarik pihak kapitalis untuk menguasai negaraku. Mungkin sampai sekarang masih ada dalam sejarah anak sekolah dasar, bagaimana proses penjajahan itu berlangsung, dan bagaimana beratnya penderitaan bangsa ini menghadapinya.

Aku pernah mendengar bagaimana si A menjajah, berlaku sangat kejam kepada negeri ini, tetapi padaku ditekankan oleh buyutku bagaimana kerasnya perjuangan rakyat menghadapinya. Buyutku dengan bangga juga bercerita kepadaku tentang betapa besarnya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh rakyat, berjuang bahu-membahu walau hanya dengan potensi seadanya. Tetapi yang ku tahu, mereka akan mengorbankan apa saja untuk membela negeri ini. Sekali merdeka, Tetap merdeka. Semboyan nenek moyangku yang sering kunyanyikan lewat lagu perjuangan yang berjudul “17 Agustus tahun ‘45”. Dan sampai sekarangpun, aku masih merinding jika mendengar atau menyanyikan lagu itu.

Negaraku juga sangat terkenal sebagai Negara yang subur. Terbentang antara 6oLintang Utara – 11o Lintang Selatan dan 95o Bujur Timur – 141o Bujur Timur, dan hampir bisa dipastikan bahwa di setiap incinya mampu menghasilkan sesuatu yang berharga. Selain kekayaannya, negeriku ini juga memiliki iklim tropis, yang sangat di idamkan oleh semua orang, singkat kata, negeriku ini sangat ideal.

Aku tidak sedang promosi untuk membanggakan negeriku ini kepada siapapun yang dari negeri lain. Bukan aku tidak bangga kawan, tapi aku tahu bahwa tanpa kupromosikanpun negaraku sudah terkenal keistimewaannya. Terbukti kawan, negaraku dijajah hampir selama 354 tahun oleh beberapa Negara yang berbeda. Itu karena begitu istimewanya negaraku ini. Dan aku sangat berbangga dengan itu, aku cinta negriku kawan.

Negaraku memiliki tingkat kemajuan sebagai negara berkembang , dan sampai saat inipun negaraku masih berkembang. Masih kuingat kawan, semasa aku duduk di sekolah dasar, aku begitu bangga dengan sebutan “Negara berkembang” yang di sematkan pada bangsaku. Kebanggaan yang murni kawan!

Kebanggaanku begitu tulus kurasakan mengetahui negaraku sedang berkembang. Sungguh..


Usiaku bertambah, dan sekarang aku sudah dewasa, dan masa sekolah dasar itu sudah berlalu belasan tahun silam. Dan tahukah kamu kawan? Negaraku masih gigih dengan gelarnya, “Negara Berkembang”. Dan setelah melalui beberapa proses pemahaman, aku semakin mengerti kawan, apa arti sesungguhnya dari dua kata yang membentuk prasa tersebut: “Negara Berkembang”. Aku semakin paham dengan apa yang terjadi sesungguhnya, setelah memiliki title “MERDEKA” hampir selama 68 tahun bangsaku merdeka, bangsaku masih setia dengan prasa tadi. Apakah menurutmu aku sudah tidak bangga lagi terhadap negeriku kawan?

Jawabannya, aku tetap cinta bangsaku, aku tetap cinta negeriku kawan!

Bangsaku dikenal orang sebagai Negara agama. Negaraku juga di kenal sebagai Negara yang menjunjung tinggi norma-norma. Ironisnya kawan, bangsaku ini juga dikenal sebagai bangsa yang memiliki konflik agama yang rumit, juga di bangsaku ini hukum bisa menyesuaikan diri. Kejadian – kejadian konflik agama sudah banyak menimbulkan korban jiwa di negaraku ini. Dan hampir semua orang tahu, bahwa di negaraku sesorang yang ketahuan mencuri sebuah mangga bisa dihukum jauh lebih berat daripada mereka yang telah mencuri triliunan uang Negara dan yang pasti sudah jelas menyengsarakan jutaanrakyat. Itulah negeriku kawan, hukum benar-benar bisa “menyesuaikan diri”.

Apakah rakyat tidak sadar dengan penyimpangan itu? Kurasa bukan tidak sadar kawan. Bahkan jika kamu bertanya padaku, mungkin aku juga bingung akan menjawab apa. Bagaimana tidak? Pelosok manapun dan bidang apapun yang ditekuni bangsaku, informasi tentang ketidakberesan yang terjadi dalam negeriku ini dapat langsung terbagikan. Disini mungkin aku perlu menegaskan betapa beruntungnya kita dengan kemajuan tekhnologi ini. Tidak perduli apa profesinya, jenjang umurnya, jika ada berita pejabat korupsi di bangsa ini, mereka akan membincangkannya dengan lugas. Jika ada khasus pelanggaran hukum yang tersiar di media, maka rakyat bangsaku juga akan turut pula sibuk membahasnya. Bahkan kawan, di antara mereka yang membahas itu, aku ada di sana. Aku turut mengambil bagian dalam perbincangan bagaimana bobroknya hukum negeri ini, bagaimana reotnya system pemerintahan bangsa ini, atau mungkin kamu juga ada dalam perbincangan ini kawan?

Bagaimana sebuah model pakaian yang trend, hampir seperti itulah musim khasus yang terjadi di negaraku. Ketika sebuah khasus terangkat, maka itu akan menjadi buah bibir di negeriku. Tetapi dari sepanjang yang aku tahu, trend itu akan berlalu ketika ada model terbaru yang menyita perhatian. Dan tentu saja kawan, khasus di negeriku juga akan tenggelam seiring dengan “ngetrend”nya khasus baru. Kasus lama kemana? Kami rakyat awam ini hanya akan mampu berkata “lenyap perlahan-lahan” kawan. Apakah aku menjadi benci negeri ini? Hmm, aku masih tetap cinta negeriku kawan!

Kemanakah hukum di sembunyikan?

Aku rasa hukum masih di tempatnya kawan, hanya saja dia sudah pandai menyesuaikan diri kepada siapakah dia digunakan, dan kepada siapa dia kehilangan kemujarabannya. Negaraku sudah 68 tahun merdeka secara hukum kawan, secara resmi dan di akui Negara lain. Bahkan peristiwa itu masih kuingat kawan tercantum dalam proklamasi yang di suarakan oleh “Soekarno-Hatta”. Memang bukan waktu yang singkat lagi kawan, bahkan sudah cukup matang. Tapi, sayangnya kawan, bangsaku masih sering di cekam rasa terjajah yang amat sangat. Kamu mungkin tahu kawan, peristiwa-peristiwa di bangsaku yang menunjukkan “ketidakmerdekaan” yang masih membelenggu rakyatnya. Sungguh sangat banyak kawan. Sangat!

Peristiwa yang saat ini ku alami kawan bersama beberapa orang rekanku, ku kategorikan sebagai bentuk “terjajah”. Hidup kami sekarang (di kota yang kami tempati saat ini) rasanya bukanlah hidup yang kami inginkan, melainkan yang orang lain inginkan untuk kami. Bagaimana kami makan, apa yang harus kami makan, kemana kami pergi, dengan apa kami pergi, dengan siapa kami pergi, bagaimana kami menggunakan uang, kami tidak bisa memilih kawan. Bahkan apakah kami sakit atau tidak, orang lainlah yang mengatur. Walau kami harus menyeret langkah kami yang terseok-seok karena sebenarnya kami sakit, jika dia berkata kami sehat-maka itu artinya-kami sehat. Sayangnya kawan, orang-orang yang kumaksud disini bukanlah mereka yang pada bidangnya. Engkau paham maksudku kawan?

Ini bukan ilusi kawan, tetapi inilah faktanya, walau sebenarnya aku lebih suka jika semua hanyalah ilusi semata. Kecewanya, ini fakta. Fakta yang kami sama-sama tahu, tetapi akan sama-sama kami kubur pula. Kenapa? Karena kami ”terjajah” kawan.Dan tahukah kamu bagaimana kondisi ketika sedang dijajah? Hmm, engkau pasti sudah faham teman.

Setiap hari aku dan beberapa rekanku harus selalu awas, bagaimana si “penjajah” berusaha mengintervensi hidup kami. Dan yang pasti kawan, hidup yang kami jalani bukanlah hidup yang kami mau, tetapi apa yang mereka mau. “Hidup dengan Tendensi”. Mungkin kalimat pendek itu cukup mewakili kondisi penjajahan ini. Penjajahan kawan!

Aku bercerita tentang negeriku kawan, dan aku masih tetap berada di dalamnya, bahkan penjajahan yang kualamipun datang dari negeriku sendiri. Ironis? Memang!

Tetapi bukanberarti aku benci bangsaku. Aku masih tetap cinta negaraku, aku cinta indonesia kawan..

Flora dan Fauna di Indonesia

FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

PULAU SUMATERA

1. Nangroe Aceh Darussalam

  • Flora : Bunga Cempaka
  • Fauna :Burung Murai



















2. Sumatera Utara
  • Flora : Bunga Kenanga




  • Fauna : Beo Nias

















3. Riau

  • Flora : Nibung
    • Fauna : Burung Tokhtor Sumatera














    4. Kepulauan Riau


    • Flora : Daun Sirih





    • Fauna : Ikan Kakap Putih













    5. Jambi
    • Flora : Pinang Merah
    • Fauna : Harimau Sumatera














    6. Sumatera Barat
    • Flora : Pohon Andalas
    • Fauna : Kuau Besar
















    7. Bengkulu
    • Flora : Suweg Raksasa/Bunga Bangkai
    • Fauna : Beruang Madu













    8. Sumatera Selatan
    • Flora : Buah Duku
    • Fauna : Ikan Belida












    9. Bangka-Belitung
    • Flora : Jeruk Kunci
    • Fauna : Mentilin/Tarsius Siau


















    10. Lampung
    • Flora : Bunga Ashar
    • Fauna : Gajah Lampung
















    PULAU JAWA

    1. Banten
    • Flora : Kokoleceran
    • Fauna : Badak Jawa












    2. DKI Jakarta
    • Flora : Salak Condet
    • Fauna : Elang Bondol













    3. Jawa Barat
    • Flora : Gandaria
    • Fauna : Macan Tutul












    4. Jawa Tengah
    • Flora : Bunga Kantil
    • Fauna : Burung Kepondang











    5. DI Jogjakarta
    • Flora : Pohon Burahol
    • Fauna : Burung Perkutut
















    6. Jawa Timur
    • Flora : Bunga Sedap Malam
    • Fauna : Ayam Bekisar














    PULAU KALIMANTAN

    1. Kalimantan Barat

    • Flora : Tengkawan Tungkul
    • Fauna : Burung Enggang Gading


















    2. Kalimantan Tengah
    • Flora : Tenggaring
    • Fauna : Burung Kuau Melayu
















    3. Kalimantan Timur
    • Flora : Anggrek Hitam
    • Fauna : Pesut Air Tawar














    4. Kalimantan Selatan
    • Flora : Kasturi
    • Fauna : Kera Bekantan














    WILAYAH  FLORA DAN FAUNA TENGAH TIPE PERALIHAN

    PULAU BALI

    Bali 


    • Flora : Pohon Majegau
    • Fauna : Jalak Bali















    NUSA TENGGARA

    1. Nusa Tenggara Barat

    • Flora : Ajan Kelicun
    • Fauna : Rusa Timor












    2. Nusa Tenggara Timur
    • Flora : Cendana
    • Fauna : Komodo












    PULAU SULAWESI

    1. Sulawesi Selatan

    • Flora : Buah Lontar
    • Fauna : Burung Rangkong


















    2. Gorontalo
    • Flora : Gaupasa
    • Fauna : Ikan Bulalao












    3. Sulawesi Barat
    • Flora : Cempaka Hutan Kasar
    • Fauna : Mandar Dengkur













    4. Sulawesi Tengah
    • Flora : Kayu Eboni
    • Fauna : Burung Maleo













    5. Sulawesi Tenggara
    • Flora : Anggrek Serat
    • Fauna : Anoa













    WILAYAH FLORA DAN FAUNA TIMUR TIPE AUSTRALIS

    KEPULAUAN MALUKU

    1. Maluku

    • Flora : Anggrek Larat
    • Fauna : Burung Nuri Raja











    2. Maluku Utara
    • Flora : Cengkeh
    • Fauna : Bidadari Halmahera














    PULAU PAPUA

    1. Papua Barat

    • Flora : Buah Merah
    • Fauna : Cendrawasih Merah












    2. Papua 
    • Flora : Matoa
    • Fauna : Cendrawasih 12 Kawat