AZAS-AZAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : DA’I MUCHSIN KF
KLS
: 2IB02
NPM : 11416666
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai “Asas – Asas Pengetahuan
Lingkungan”.
Saya juga mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Ganjar Febriyani Pratiwi , selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah yang telah memberikan tugas ini. Saya menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna
penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa
membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu
ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk
manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan,
pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai
azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk
mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya
merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai
landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik.
Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara
terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia
ini. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu
saja, karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan
hanya benar pada situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini
menjadi bahan pertentangan.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah
berkembang digunakan sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk mendapatkan
hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar
ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian
setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta
yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai
dengan urutan logikanya). Secara umum azas yang terdapat pada ilmu
lingkungan
terdapat 14 azas yang didalamnya
mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Lingkungan merupakan tempat untuk
melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup. Makhluk hidup tidak
memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan. Interaksi yang
dilakukan terus menerus mengakibatkan banyak perubahan-perubahan yang
mempunyai efek negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan
teratasi ketika makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan
lingkungan. Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya
pokok pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan.
Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan
mengenai asas-asas pengetahuan lingkungan.
Asas-asas pengetahuan lingkungan
memberikan sebuah keterangan dimana sangat berfungsi dalam pembelajaran
pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk perkembangan ilmu
mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.
2.
Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah
·
Mengetahui
asas-asas pengetahuan lingkungan.
·
Contoh dari
masing-masing asas pengetahuan lingkungan
3.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup masalah yang
akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a.
Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
b.
Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
c.
Perbedaan Ekologi
dan Ilmu Lingkungan
d.
Asas – Asas
Pengetahuan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
1.
Ekologi
Secara bahasa, ekologi berasal dari
bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos yang berarti rumah/habitat dan
ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ekologi.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara
mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya.
Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
c. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan
kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
f. Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi
sebagai populasi
Ekologi erat kaitannya dengan
ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu
yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian bagiannya.
2. Ilmu Lingkungan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Pengertian lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi
lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan
biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua
orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun
sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya.
Adapun lingkungan abiotik berupa
udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati
yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia
disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk
sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
2.2
Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli
Selain definisi umum mengenai
pengertian ekologi, ada pula pengertian ekologi yang dikemukakan menurut para
ahli. Pengertian ekologi menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut:
Pengertian Ekologi Menurut Miller
(1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme
serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
Pengertian Ekologi Menurut Otto
Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu mengenaihubungan timbal balik
diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu
ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan alam dengan secara
ilmiah
Pengertian Ekologi Menurut
Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Pengertian Ekologi Menurut
Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas penyebaran dan juga
kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan
juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Eugene P.
Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu
struktur dan juga interaksi diantara sesama organisme dengan
lingkungannya.
2.3
Pengertian Ekologi
dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos yang berarti habitat danlogos yang berarti ilmu. Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang
Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan
tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme
terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara
organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan
terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses
fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya
mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi
alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut
Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan
fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di
sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat
tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan,
biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi),
energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi
pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di
alam.
Pengertian akan Lingkungan Hidup
telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto
Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi
yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai
semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya,
yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut
Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut (Ehrlich,
Holdren, 1973:38): “For our purpose, the environment is the unique skin
of soil, water, gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and organisms that
covers this otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia dalam UU
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai dengan pengertian lingkungan
Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup;
dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L.
Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :
Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan
yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi,
gaya tarik, ombak dan sebagainya
Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat
biotis
Lingkungan Sosial , terdiri dari :
Fisiososial, yaitu yang meliputi
kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan
interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua
bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik
Psikososial, yaitu yang berhubungan
dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan.
Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain
Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara
institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang
hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
Lingkungan fisik (Physical Environment), yaitu
segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar,
gedung dan lainnya
Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan lainnya.
Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu
manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau kepada siapa kita
mengadakan hubungan pergaulan.
2.4
Asas – Asas
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan lingkungan memeiliki
beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas tersebut diantaranya yaitu:
·
ASAS 1 (HUKUM
THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah
organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum
Thermodinamika I, yang sangat fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal
sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang
terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk
tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai
panas.
·
ASAS 2
Tak ada system pengubahan energi yang
betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum
Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya,
tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam
ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun
demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas
tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang
dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien,
karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme
hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang
paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen
paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun
energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh
kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam,
namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan
sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu
yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya
hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya
pengubahan energi.
·
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi
harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi
di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi
dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu
proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar
individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan
betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan
akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi. Waktu sebagai
sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia
dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya,
maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya
hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh
jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan
sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang
bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan
sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas
termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup
untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi,
karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu
pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk
kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup
untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori
sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan
mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang
penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
·
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya
alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit
kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu
tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang
menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam
(kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah
asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan
penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah
mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa
pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum,
maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah
stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus
atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan
hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya,
akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam
(kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas
maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah
asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran
yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa
pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas
maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya
ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
·
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal
penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan
untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat
menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari
berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah
di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan
jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan)
merangsang kenaikan pendayagunaan.
·
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi
terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan
kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu
beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup
yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang
non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi
spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun
abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat
diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih
banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini
mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di
alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada
pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan
sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama
keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah
adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode
yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan,
besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk
semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran
spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan
sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian
rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah
spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil
adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman
takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup
ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai
niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa
persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di
alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai
nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama
lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan
fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri
atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan
aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya
kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya
hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa
dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan
memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi
mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya
keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah
ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan
keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka
jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk
menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat
diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses
suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab
spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh
stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat
dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau
pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya
untuk makanan hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang
belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi
keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem,
populasi yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan
keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain,
energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke
arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah
keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung
pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi
dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan
fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan
kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila
pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di
lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan
adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi,
dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah
stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga
ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku
dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada
lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara
daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap,
beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk
bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada
sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi
lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum
mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan
dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan
terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang
kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada
komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka
jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap
terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu
syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan
mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang
mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung
pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan
mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem
meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat
kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebuah
perbedaan penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari penelitian
dalam disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan,
ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang
sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau
kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi
berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli
ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti
penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu
kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi
menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu
spesies.
Ahli lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan
lapangan untuk belajar tentang berbagai faktor yang mempengaruhisuatu daerah.
Seperti ekologi, mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka
secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan mempertimbangkan dampak iklim,
proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem.
Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang
dampak dari musim kering terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di
suatu daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak
negative yang dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Dan dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita
pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki
oleh bumi kita tercinta.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita
menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari
membuang sampah tidak sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak
atau mecemari lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi,
terjaga dan terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan
merasa nyaman.
Daftar Pustaka
http://yan-aprendi1994.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-1-pengantar-lingkungan.html
http://riesaelektro.blogspot.co.id/2013/01/azas-azas-pengetahuan-lingkungan_23.html
https://dewiwiliyanti.wordpress.com/2015/03/29/ekologi-dan-ilmu-lingkungan-2/
http://www.pendidikanku.net/2015/03/pengertian-ekologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar