EKOLOGI DAN ILMU
LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH
:
NAMA : Da’I
Muchsin KF
KLS : 2IB02
NPM : 11416666
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini,
saya akan membahas mengenai “Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Ganjar
Febriyani Pratiwi, selaku dosen mata kuliah Teori Lingkungan yang telah yang
telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat
membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan pada makalah
selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah
wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu lingkungan merupakan “ekologi” yang menerapkan berbagai
azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula
hubungan manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan.
Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Ilmu Lingkungan juga dimaknai sebagai suatu studi (kajian) yang sistematis
mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang layak di dalamnya.
Perbedaan utama “ilmu lingkungan” dan “ekologi” adalah dengan adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan
keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidupnya secara menyeluruh.
Ilmu lingkungan merupakan
perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya:
biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi,
demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan
memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan
lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ”ekologi”.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan merupakan
tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari ekologi dan ilmu lingkungan.
Berikut di bawah ini merupakan tujuannya.
1. Mengetahui pengertian ekologi dan ilmu lingkungan.
2. Mengetahui keterkaitan diantara keduanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Ekologi dan Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan
yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yang
berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Secara harfiyah
Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme
terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu
ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia
dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa
berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu
cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam
dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi
pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme
terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik
antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya.
Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan
dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap
berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai
pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan
bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi
yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah
bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi
pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas,
penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan
kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya
menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi
adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian akan Lingkungan
Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut
Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan
kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup
sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi
hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1).
Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut
(Ehrlich, Holdren, 1973:38): “For our purpose, the environment is the
unique skin of soil,
water, gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and
organisms that covers this otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia dalam
UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai dengan pengertian
lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya pembagian
Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan
dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas
empat macam, yaitu :
1. Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya
kosmik dan fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan
sebagainya
2. Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
3. Lingkungan Sosial , terdiri dari :
A. Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil :
peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
B.
Biososial manusia dan bukan
manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta
tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber
organic
C. Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin
manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari
kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain
4.
Lingkungan Komposit, yaitu
lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa
sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
1. Lingkungan fisik (Physical Environment), yaitu
segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar,
gedung dan lainnya
2. Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu
segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan lainnya
3.
Lingkungan Sosial (Social
Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau
kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan
2.2 Pokok- Pokok Ilmu
Lingkungan Dan Ekologi
Mahluk hidup lain bukan
sekedar kawan hidup bersama manusiasecara pasiv atau netral, melainkan sangat
terkait dengan mereka,tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup sebagai contoh,
bagaimana bila di bumi ini tidak ada oksigen dan makanan? dari tumbuhan dan
hewan manusia memperoleh materi dan energi sebaiknya disadari, bahwa manusia
membutuhkan mahluk hiduplain untuk kelangsungan hidupnya (manusia, tumbuhan,
hewan, jasadrenik) yang menempati ruang tertentu, di mana dalam ruang
Tersebut terdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa
tanah, air dan udara Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya
:
1.
Jenis dan jumlah masing-masing
unsur lingkungan tersebut
Lingkungan yang terdiri dari
(10) manusia, (1) anjing,(3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit batu, akan
berbeda sifatnya dengan lingkunganyang terdiri dari (1) manusia, (10) anjing,
tertutup rimbun pohon bambo,tanpa bukit batu (rata).
2.
hubungan atau interaksi antara
unsur dalam dalam lingkungan tersebut
Dua ruangan yang luasnya
sama, dilengkapi perabot yang sama pulanamun dengan lay out berbeda, akan
menghasilkan sifat ruangan yangberbeda pula.
3.
faktor kelakuan (kondisi) unsur
lingkungan hidup
Sebagai contoh, kota dengan
penduduk yang aktif dan bekerja kerasakan memiliki lingkungan yang lain dengan
sebuah kota yang sikappenduduknya santaidan malas bekerja. Atau, lingkungan
daerah yangberlahan landai dan subur dengan yang berlereng dan tererosi.
4.
non material
lingkungan panas, silau, dan
bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang dengan cahaya cukup tapi
tenang.
Dalam ekologi hubungan
antara mahluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem) bersifat objektif, manusia
dipandang sama dengan mahluk hidup lain, pandangan hubungan antara manusia
dengan lingkungan bersifat subyektif. Dalam ilmu lingkungan manusia mempunyai
hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia, tetapimanusia juga
harus mempunya tanggung jawab yang paling besar terhadap lingkunanya dimana
tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan kepada mahluk hidup lain. Disinilah
perlunya kita mempelajari lingkungan hidup, agar kita dapat menempatkan diri
sesuai dengan porsinya didalam lingkungan yang harus kita jaga. Adapun
perbedaan utama antara Ilmu lingkungan dan ekologi adalah adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat, batu, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam.
Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan secara menyeluruh. Ilmu lingkungan juga tidak lepas dari
perilaku manusia itu sendiri sebagai suatu komponen lingkungan yang paling
dominan. Sebab manusia senantiasa mengolah, mengambil dan mengembangkan sesuatu
yang ada di alam itu sendiri. Untuk mencapai keseimbangan lingkungan, otomatis
diperlukan kesadaran dari manusia agar merasa memiliki dan mencintai segenap
mahluk h idup dan alam lingkungannya sebagai tempat hidupnya.
2.3
Konsep Ekologi
Pembahasan ekologi tidak
lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor
biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan
mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi
makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi
dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi, biologi dan
ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem
harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis).
Perubahan terhadap salah satu komponen akan memengaruhi komponen lainnya.
Homeostatis adalah
kecenderungan sistem biologi untuk
menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan. Ekosistem mampu
memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung
mengganggu sistem pengendalian alamiah
ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam
dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir
manusia.
2.4 Masalah Lingkungan
dan Penyebab Kerusakan Lingkungan
Masalah lingkungan adalah
aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik.
Environmentalisme, sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai di tahun
1960, fokus pada penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan
aktivisme. Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup
perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi
mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat
alami yang bernilai secara ekologis. Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini
telah meningkat melalui sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains
lingkungan saat ini adalah studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan
menjadi bahan penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini
berguna sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah
dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan.
Berdasarkan faktor
penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
5.
Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup
Akibat Peristiwa Alam.
Berbagai bentuk bencana alam
yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya
lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi
Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher
yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang
dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang
berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1.
Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi
terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat
keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh
letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan,
dan lain-lain.
2.
Gempa bumi
Gempa
bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun,
maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa
intensitas gempa, namun
manusia sama sekali tidak
dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang
ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi.
Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung
maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi
merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat
guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat
rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di
dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
3.
Angin topan
Angin
topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan
suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan
Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi
wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti
Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi
Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya
gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto
satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya
angin topan,
arah, dan kecepatannya.
Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian
dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar
yang dapat menenggelamkan kapal.
4. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa
lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan
hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah
wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern
seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya.
Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap
kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup
karena faktor manusia, antara lain:
1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara)
sebagai dampak adanya kawasan industri.
2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem
pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak
pengrusakan hutan.
3.
Terjadinya tanah longsor, sebagai
dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa
ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
1.
Penebangan hutan secara liar
(penggundulan hutan).
2.
Perburuan liar.
3.
Merusak hutan bakau.
4.
Penimbunan rawa-rawa untuk
pemukiman.
5.
Pembuangan sampah di sembarang
tempat.
6.
Bangunan liar di daerah aliran
sungai (DAS).
7.
Pemanfaatan sumber daya alam
secara berlebihan di luar batas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban dari tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Berikut di bawah ini merupakan tujuannya.
1. Ekologi berasal dari katabahasaYunani oikos yang
berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun
interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pemerintah Indonesia dalam UU
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan
Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2.
Keterkaitan Ekologi dan ilmu
lingkungan ini memberikan pengarahan kepada kita agar kita lebih sadar,
bertanggung jawab dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara
menyeluruh. Karena kerusakan lingkungan hidup sebagian besar di lakukan oleh
ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar